Saturday, 19 November 2011

Ecase Syaraf - Klasifikasi Epilepsi

ABSTRAK :
Kata “epilepsi” berasal dari bahasa Yunani. “epi” berarti “atas”, dan “lepsia” berasal dari kata “lembenein” yang berarti “menyerang”. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pada mulanya “epilepsia” itu berarti suatu “serangan dari atas”, suatu kutukan dari surga. Penyakit ini juga dinamai Morbus Sacer, yang berarti “penyakit suci”. Epilepsi adalah : Manifestasi gangguan otak dengan berbagai etiologi, namun dengan gejala tunggal yang khas, yaitu serangan berkala dan reversibel, yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik neuron kortikal secara berlebihan. Klasifikasi Epilepsi antara lain bangkitan parsial dan bangkitan umum. Bangkitan parsial terbagi menjadi bangkitan partial sederhana dan kompleks sedangkan bangkitan umum terbagi menjadi konvulsif dan non konvulsif.
HISTORY:
Wanita 36 tahun datang ke Poliklinik Saraf untuk kontrol kejang yang sering dialaminya. Kejang pertama kali yang dialami oleh OS adalah ketika OS berumur 17 tahun, sebelumnya OS melakukan operasi gondok karena hipotiroid dan setelah itu OS jadi sering kejang. Kejang pertama kali selama 5 menit, tetapi sering (sehari lebih dari 10x). Sebelum kejang OS merasa bingung, lalu tiba2 seluruh badan jadi kaku dan gemetaran, setelah itu OS jatuh dan pingsan. Saat kejang tidak sampai mengeluarkan busa dari mulut.
Sejak kejang, OS langsung berobat ke dr.Kuadiharto,Sp.PD dan setelah itu kejangnya berkurang tapi masih sering kumat-kumatan. OS rajin kontrol 1 minggu sekali. Kemudian, sejak 3 tahun yang lalu, OS juga mendapat pengobatan rutin dari dr.Gama Sita,Sp.S yang dosisnya dinaikkan secara bertahap dan rutin kontrol tiap 2 minggu sekali. OS juga mengaku rutin minum obat, tetapi kejang yang dialami masih sering kambuh-kambuhan dan tiap hari OS pasti ada merasa bingung.
Dulu OS sering gampang emosi, tapi sekarang sudah berkurang, OS mulai bisa mengontrol emosinya dengan baik. Saat ini OS akan merasa emosi hanya bila OS dimarahin oleh keluarganya. OS dulu juga sering murung dan pendiam, tapi sifat itu sekarang sudah berkurang. Dulu OS bisa berbicara dengan suara yang jelas, tapi sejak kejang OS pernah mengalami gangguan bicara dan sekarang bicaranya menjadi celat, tp masih jelas. Aktivitas OS sehari-hari hanya di rumah saja tinggak bersama orang tuanya. OS mengaku tidak pernah memikirkan hal-hal yang berat.
Riwayat Penyakit Dahulu : OS pernah menjalani operasi Gondok karena sakit hipotiroid saat berumur 17 tahun, OS pernah jatuh dari pohon saat berumur 9 tahun, tapi OS lupa apakah dulu kepalanya terbentur atau tidak
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign
Tensi : 120/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 16 x/menit
Suhu : afebris °C
Pemeriksaan Neurologis : dalam batas normal
DIAGNOSIS
Epilepsi Bangkitkan parsial kompleks
TERAPI :
- Piracetam 800 mg 2x1
- Kepra 250 mg 2x1
- Carbamazepin 3x11/2
- Saran Pemeriksaan EEG
DISKUSI :
Klasifikasi
Klasifikasi yang terbaru adalah klasifikasi dari International League Against Epilepsi (1981). Menurut klasifikasi ini bangkitan epilepsi dibagi dalam :
1. Bangkitan Parsial (fokal, lokal)
a. Bangkitan parsial sederhana (kesadaran tidak terganggu)
1). Dengan gejala motorik
a). Fokal motorik tidak menjalar
b). Fokal motorik menjalar (epilepsi Jackson)
c). Versif
d). Postural
e). Distertai gangguan fonasi
2). Dengan gejala somatosensoris atau sensoris spesial (halusinasi sederhana)
a). Somatosensoris
b). Visual
c). Auditoris
d). Olfaktoris
e). Gustatoris
f). Vertigo
3). Dengan gejala atau tanda gangguan saraf autonom (sensasi epigastrium, pucat, berkeringat, membera, piloereksi, dilatasi pupil).
4). Dengan gejala psikik (gangguan fungsi luhur)
a). Disfasia
b). Dismnesia
c). Kognitif
d). Afektif
e). Ilusi
f). Halusinasi kompleks (berstruktur)
b. Bangkitkan parsial kompleks (disertai gangguan kesadaran)
Awal parsial sederhana diikuti penurunan kesadaran
a). Dengan gejala parsial sederhana
b). Dengan automatisme
c. Bangkitkan parsial yang berkembang menjadi bangkitan umum (tonik-klonik, tonik, klonik)
1). Bangkitkan parsial sederhana (a) yang berkembang menjadi bangkitan umum.
2). Bangkitan parsial kompleks (b) yang berkembang menjadi bangkitan umum.
3). Bangkitan parsial sederhana yang menjadi bangkitan parsial kompleks lalu berkembang menjadi bangkitan umum.
2. Bangkitan Umum (konvulsif atau non-konvulsif)
a. Bangkitan lena (absence)
1). Hanya penurunan kesadaran
2). Dengan komponen klonik ringan
3). Dengan komponen atonik
4). Dengan komponen tonik
5). Dengan automatisme
6). Dengan komponen autonom
Komponen klonik ringan hingga komponen autonom dapat tersendiri atau dalam kombinasi.
Lena tak khas (atypical absence), dapat disertai :
1). Gangguan tonus yang lebih jelas
2). Awitan dan handekan yang tidak mendadak
b. Bangkitan mioklonik
Kejang mioklonik sekali atau berulang-ulang
c. Bangkitan klonik
d. Bangkitan tonik
e. Bangkitan tonik-klonik
f. Bangkitan atonik
3. Bangkitan tak tergolongkan
Bangkitan epilepsi dapat timbul :
a. Tak terduga, tak tentu waktunya
b. Siklus, timbul pada waktu-waktu tertentu (Berhubungan dengan siklus haid, bangun tidur)
c. Setelah mendapat rangsangan :
1). Non-sensoris (lelah, alkohol, emosi)
2). Sensoris (misalnya cahaya yang berkedip)
Kejang yang terjadi terus-menerus disebut status epilepsi yang dapat parsial atau umum. Kejang-kejang motorik lokal yang terjadi terus-menerus disebut epilepsi parsial kontinu.
REFERENSI :
1. Syeban, Z.2009.Seizure.Diakses tanggal 17 April 2011. http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/b57aff6a3dbda16067187a327825527a221a328f.pdf
2. Marpaung, V.2003.Depresi pada Penderita Epilepsi Umum dengan Kejang Tonik Klonik dan Epilepsi Partial Sederhana.Diakses tanggal 17 April 2011. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6317/1/psikiatri-vera.pdf
PENULIS : Asep Nurul Huda, Program Elective Posting, Ilmu Syaraf, RSUD Panembahan Senopati Bantul

No comments:

Post a Comment