
Wanita 28 tahun datang sadar dengan keluhan telinga kanan nyeri dan gatal. Keluar cairan darah seperti jelly setelah dikorek dengan cotton bud. Os biasa membersihkan kuping dengan cotton bud 2 hari sekali. Sewaktu kecil Os. pernah mengalami keluar cairan melalui telinga kanan dan kiri terutama jika terjadi pilek. Kambuh-kambuhan hingga sekarang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Meatus akustikus dekstra hiperemi (+) dan sekret (+) Membran timpani dekstra dan sinistra perforasi di bagian medial. Tes Garpu Talla Rinne ADS Negatif (HT > HU) dan Weber Lateralisasi Ke arah AD (Sakit). Dengan diagnosis ADS otitis media supuratif kronik. Otitis media supuratif kronis adalah stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi peradangan kronis dari telinga tengah dan mastoid dan membran timpani tidak intak (perforasi) dan ditemukan sekret (otorea), purulen yang hilang timbul.Klasifikasinya OMSK dapat dibagi atas 2 tipe yaitu :2 Tipe tubotimpani atau tipe jinak atau tipe rhinogen dan tipe atikoantral atau tipe ganas atau tipe tulang. Macam-macam bentuk perforasi terbagi atas perforasi sentral, perforasi marginal dan perforasi atik.
KEYWORD : Otitis Media, Otitis Media Supuratif kronik
ISI :
Wanita 28 tahun datang sadar dengan keluhan telinga kanan nyeri dan gatal. Keluar cairan darah seperti jelly setelah dikorek dengan cotton bud. Os biasa membersihkan kuping dengan cotton bud 2 hari sekali.
RPD : Sewaktu kecil Os. pernah mengalami keluar cairan melalui telinga kanan dan kiri terutama jika terjadi pilek. Kambuh-kambuhan hingga sekarang. Hipertensi, TBC, Diabetes, Alergi disangkal.
Pemeriksaan Fisik
VS : TD 110/70 mmHg, N 72 x/m, R 16x/m, S 370C
Meatus akustikus dekstra hiperemi (+) dan sekret (+)
Membran timpani dekstra dan sinistra perforasi di bagian medial.
Tes Garpu Talla :
• Rinne
ADS Negatif (HT > HU)
• Weber
Lateralisasi Ke arah AD (Sakit)
DIAGNOSIS :
ADS Otitis Media Supuratif Cronis
TERAPI :
Evakuasi difuse
Ofloxacin 2 X 400mg
Perhidron 3% 50cc à 3 X 1-2 cc
DISKUSI :
KLASIFIKASI OMSK
OMSK dapat dibagi atas 2 tipe yaitu :2
1. Tipe tubotimpani = tipe jinak = tipe aman = tipe rhinogen.
Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan gejala klinik yang bervariasi dari luas dan keparahan penyakit.
Secara klinis penyakit tubotimpani terbagi atas:
a. Penyakit aktif
Pada jenis ini terdapat sekret pada telinga dan tuli. Biasanya didahului oleh perluasan infeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius, atau setelah berenang dimana kuman masuk melalui liang telinga luar. Sekret bervariasi dari mukoid sampai mukopurulen.1,2
b. Penyakit tidak aktif
Pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang kering dengan mukosa telinga tengah yang pucat. Gejala yang dijumpai berupa tuli konduktif ringan. Gejala lain yang dijumpai seperti vertigo, tinitus,atau suatu rasa penuh dalam telinga.1
2. Tipe atikoantral = tipe ganas = tipe tidak aman = tipe tulang
Pada tipe ini ditemukan adanya kolesteatom dan berbahaya. Penyakit atikoantral lebih sering mengenai pars flasida dan khasnya dengan terbentuknya kantong retraksi yang mana bertumpuknya keratin sampai menghasilkan kolesteatom. Kolesteatom dapat dibagi atas 2 tipe yaitu :1,3
a. Kongenital
b. Didapat.
Pada umumnya kolesteatom terdapat pada otitis media kronik dengan perforasi marginal. teori itu adalah:2
· Epitel dari liang telinga masuk melalui perforasi kedalam kavum timpani dan disini ia membentuk kolesteatom (migration teori menurut Hartmann); epitel yang masuk menjadi nekrotis, terangkat keatas.
· Embrional sudah ada pulau-pulau kecil dan ini yang akan menjadi kolesteatom.
· Mukosa dari kavum timpani mengadakan metaplasia oleh karena infeksi (metaplasia teori menurut Wendt).
· Ada pula kolesteatom yang letaknya pada pars plasida (attic retraction cholesteatom).
Macam-macam bentuk perforasi terbagi atas:
a. Perforasi sentral
Lokasi pada pars tensa, bisa antero-inferior, postero-inferior dan postero-superior, kadang-kadang sub total.1,2
b. Perforasi marginal
Terdapat pada pinggir membran timpani dengan adanya erosi dari anulus fibrosus. Perforasi marginal yang sangat besar digambarkan sebagai perforasi total. Perforasi pada pinggir postero-superior berhubungan dengan kolesteatom.1,2,
c. Perforasi atik
Terjadi pada pars flasida, berhubungan dengan primary acquired cholesteatoma.1,2
REFERENSI :
1. Djaafar ZA. Kelainan telinga tengah. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi kelima. Jakarta: FKUI, 2001. h. 49-62
2. Helmi. Komplikasi otitis media supuratif kronis dan mastoiditis. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi kelima. Jakarta: FKUI, 2001. h. 63-73
3. Paparella MM, Adams GL, Levine SC. Penyakit telinga tengah dan mastoid. Dalam: Effendi H, Santoso K, Ed. BOIES buku ajar penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC, 1997: 88-118
PENULIS : Asep Nurul Huda, Program Elective Posting, Ilmu THT, RSUD Panembahan Senopati BANTUL
No comments:
Post a Comment